November 29, 2010

GAYUS TAMBUNAN

Oleh : Taufik Magrib

KALAU SAYA JADI PRESIDEN, MAKA NASIB GAYUS...!

gayus

Oleh : Taufikmagrib

Kalau kita mengikuti berita akhir-akhir ini, sering kali kita dibuat jengkel dengan ulah para koruptor dinegeri ini.
Seperti yang tengah ramai diberitakan diberbagai media saat ini, yaitu berita masalah mafia pajak atau yang lebih tenar dengan skandal Gayus Tambunan, hampir bisa dipastikan semua orang dibuat marah dan jengkel oleh ulahnya Gayus tambunan. Coba bayangkan, sebelumnya dia membikin ulah dengan menghilang dan kabur keluar negri, sampai-sampai satgas mafia hukum bentukan presidenpun , harus turun tangan merayunya untuk kembali ketanah air dari Singapura. Setelah berbagai negosiasi dilakukan barulah Mr.Gayus Tambunan bisa dibawa kembali kenegri yang dicintainya ini (barangkali), yaitu negri yang membuatnya kaya mendadak.

Belum lagi proses sidang kasusnya selesai…, Dengan gaya bagaikan seorang selebritis, pakai wiq, pakai kacamata (sayang bukan kaca mata hitam), pegang Hape Black Berry, foto sana foto sini (tanpa disadarinya, dirinya pun sedang difoto berkali-kali oleh seorang wartawan Kompas), sambil menyaksikan wanita–wanita cantik dari seluruh dunia untuk menonton dan bermain tenis, disalah satu pulau terindah didunia, yaitu pulau bali. Masyarakat mana yang tidak dibuat jengkel olehnya, padahal dia seharusnya berada di tahanan super ketat, di tahanan Kelapa Dua Brimob.

Jika seorang Gayus adalah manusia biasa, manusia bebas yang memiliki sifat bosan dan jenuh. Kemudian untuk menghilangkan kejenuhannya dia pergi berlibur ke pulau Bali, maka hal itu adalah biasa. Tetapi Gayus ini adalah manusia luar biasa. Dia adalah manusia luar biasa, yang bisa memiliki harta lebih dari 100 milyar dalam waktu yang tidak terlalu lama. Dengan pekerjaan sebagai PNS golongan III. Dan yang menghebohkan ini adalah, dengan statusnya sebagai tahanan kepolisian yang menempati tahanan di Markas Brimob Kelapa Dua Depok, yang katanya penjagaannya demikian ketat, bisa melenggang dengan mudahnya dan berlibur ke Bali.

Rakyat Indonesia mana yang tidak marah melihat sepak terjangnya itu, yang merasa rasa keadilannya di rendahkan oleh seorang Gayus, mestinya saat itu dia sedang berada di tahanan, untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya, bukan malah berlibur ke Pulau Bali. Manusia macam apa dia, Kesaktian apa pula yang dia miliki sehingga bisa berlibur kepulau bali dengan memakai uang hasil korupsinya pula.
Akibat dari tindakannya ini, dia menjadi selebritis untuk kedua kalinya di negri ini, yang pertama ketika dia kabur ke singapura dan yang kedua saat ini, ketika kasusnya pergi ke bali mencuat kepermukaan. Bahkan beberapa orang juga terseret menjadi selebritis dadakan papan atas dinegri ini. Akibat ulahnya, kepala rutan dan beberapa orang penjaga rutan, menjadi berita utama disetiap media.
Kasus ini mampu menarik perhatian berbagai pihak untuk ikut terlibat didalamnya, mulai dari Kapolri, Kejaksaan, orang-orang KPK, ICW dan berbagai elemen masyarakat lainnya, baik terlibat secara langsung maupun hanya terlibat sebagai komentator saja, sehingga kasus ini menjadi lahan subur bagi awak berita maupun selebristis politik di negri ini. Bahkan sampai orang nomor satu dinegri inipun ikut gerah dibuatnya. Hanya oleh tingkah polah seorang sakti Gayus, seorang PNS golongan tiga.
Sebagai rakyat Indonesia kita boleh berbangga memiliki seorang presiden seperti SBY, meskipun geram, beliau tetap berkepala dingin dalam menghadapi segala persoalan, dan semua harus diselesaikan secara hukum, dan beliau tidak akan mengintervensi sebagai seorang presiden pada persoalan itu. Hal itu sudah merupakan gaya seorang pemimpin seperti bapak SBY, beliau adalah seorang yang patuh hukum, dan hal ini sudah beberapa kali terjadi, didalam beliau menyikapi persoalan persoalan besar yang terjadi dinegara ini. Beliau selalu bersikap seperti itu. Bahwa hukum harus menjadi panglima dinegri ini. Dan kita sebagai rakyat Indonesia sudah barang tentu, setuju dengan tekad beliau itu, atau dengan kata lain, jika Negara ini ingin berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia (Sila ke 5 dari Pancasila Dasar Negara kita), hukum harus menjadi panglima di negeri ini.
Masalahnya sekarang adalah, pada kasus Gayus simanusia luar biasa ini, adakah keinginan polisi sebagai aparat hukum negeri ini, mau menegakkan hukum untuk dirinya sendiri ?, karena sudah banyak kasus yang menyangkut kepolisian menghilang seperti ditelan bumi. Disamping itu juga apakah Kejaksaan benar-benar ingin menegakkan hukum atas dasar keadilan untuk seluruh rakyat Indonesia, atau keadilan hanya untuk instansi dan jaksa-jaksanya saja ?, hal ini sudah sering terjadi, seorang jaksa yang dicurigai bahkan yang jelas-jelas melakukan tindakan melawan hukum, tak pernah sampai ditindak lanjuti.
Bila yang terjadi seperti ini, dimana para aparat hukum seperti polisi dan kejaksaan sudah tidak bisa lagi diharapkan menjadi pendekar hukum di negeri ini, sulit rasanya negara ini bisa menjadi negara yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, dan sudah saatnya Presiden yang telah diberi wewenang penuh oleh rakyat untuk mengatur negara ini, mengintervensi hukum demi menegakkan hukum itu sendiri. Bukankah Polisi dan Kejaksaan ditunjuk oleh Presiden ?
Kalau saja saya jadi president, saya akan melakukan itu, saya akan memecat atau memenjarakan Pimpinan Kepolisian bila ada aparat kepolisian yang melakukan pelanggaran hukum di negeri ini, Saya akan tuntut Jaksa agung untuk mempertanggung jawabkan jabatannya bila ada aparat kejaksaan yang melanggar hukum.
Kalau saja saya jadi presiden, sudah saatnya si Gayus dan beberapa orang koruptor yang sudah terbukti mengemplang uang Negara, saya hukum gantung agar menjadi contoh untuk calon koruptor koruptor lain. Bahwa Negara ini bukan tanah air para koruptor
Sayangnya saya bukan seorang presiden negri ini, saya hanya seorang rakyat biasa, yang hanya bisa merenungi nasib, memikirkan uang anak cucu kita, yang dirampas oleh para koruptor negeri ini.
Namun saya yakin bahwa dinegri ini masih banyak aparat-aparat hukum yang bersih, namun masih malu menampakkan diri dan kebersihannya. Barangkali masih takut ditertawakan oleh kebiasaan budaya kita sekarang ini yang bangga dengan perbuatan-perbuatan dosa.
Coretan ini tidak ada maksud untuk memojokkan atau mendiskreditkan seseorang maupun pihak-pihak atau instansi-instansi tertentu. Hanya sekedar luapan rasa yang berkecamuk sebagai rakyat Indonesia dan ingin ikut membenahi negri yang kita cintai ini
Negara ini memang harus menjadikan hukum sebagai panglima,tetapi manakala hukum itu tidak berjalan sebagai mana mestinya, maka harus ada tindakan tegas dari seorang kepala Negara yang memegang amanah tertinggi rakyat Negeri ini.
Lihat Juga postingan ini di http://isengberhadiah.blogdetik.com