November 29, 2010

Memberdayakan Koruptor Sebagai TKI

Memberdayakan Koruptor Sebagai TKI

Oleh : Taufikmagrib


Hampir sebagian besar kita tahu bahwa koruptor merupakan manusia yang paling rusak moralnya. Koruptor itu orang yang licik, cerdik, rakus, tidak punya hati, pandai berkamuflase seperti bunglon, Pintar bersilat lidah. Pokoknya hampir semua julukan yang buruk pantas melekat pada dirinya.
Dia bisa tampil bak seorang pahlawan, dia bisa tampil bak seorang dermawan, tapi dia juga bisa sadis bahkan lebih sadis dari pembunuh berdarah dingin.
Tak ada tembok setebal apapun yang dapat memisahkannya dari dunia ramai dan dunia uang, tak ada jeruji penjara sebesar apapun yang tak sanggup di patahkannya, bahkan hampir semua perangkat hukum dari software sampai hardwarenya tak ada yang bisa memenjarakannya. Alias dia adalah orang yang kuat, kebal, tangguh, perkasa dan “Kaya”. Untuk kata yang terakhir ini merupakan senjata pamungkasnya untuk memupuk keperkasaannya dalam melakukan sepak terjangnya. Meskipun amunisinya didapat dari hasil korupsi itu sendiri.
Demikian banyak julukan yang pantas melekat pada dirinya, tetapi ada satu julukan yang belum pernah melekat pada dirinya yaitu ” Koruptor sebagai pejuang devisa Negara” ( Ha..ha…kaya’nya aneh ya..! kok koruptor menjadi Pejuang devisa Negara ….Macam apa lagi ini ?).
Sepertinya rakyat dan para pendekar hukum dinegri ini sudah kehabisan akal untuk memerangi koruptor yang super licik tersebut, agar tidak bisa lagi melakukan aksinya di negri tercinta ini.
Sudah demikian besar kekayaan Negara yang dicurinya, bahkan sampai sampai, Negara yang katanya kaya ini, yang mendapat julukan “Mutiara di Khatulistiwa”, yang memiliki kekayaan melimpah ruah loh jinawi, baik didarat maupun dilaut, bahkan saking kayanya sampai-sampai para senimanpun dalam lagunya mendendangkan dengan bunyi syairnya “Tongkat kayu dan batu jadi tanaman”, kini menjadi salah satu Negara miskin didunia. Sungguh memilukan dampak yang diakibatkan oleh para koruptor itu.
Berbagai cara telah dilakukan oleh pemerintah untuk membasmi para koruptor itu, antara lain dengan didirikannya Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), dan Satgas Mafia Hukum, atau entah apalagi nanti yang akan didirikan untuk menghentikan gerak dari para koruptor di muka bumi pertiwi ini. Berbagai masukan dari masyarakat juga sudah disampaikan kepada pemerintah, tetapi sampai saat ini belum terlihat sama sekali hasilnya, aktivitas korupsi dinegara ini masih merajalela dan semakin menggurita, Jangankan hilang, berkurang sedikitpun tampaknya.
Awal dari tulisan ini, koruptor itu adalah orang yang cerdik, pintar, kebal dan sebagainya…,biasanya yang memiliki julukan tersebut dalam sebuah film action adalah seorang jagoan yang tidak terkalahkan bukan?, mengapa kita tidak jadikan mereka itu jagoan atau pejuang untuk tanah air ini. Mereka pintar, mereka pandai untuk mendapatkan uang, mereka cerdik dan licin seperti belut, mengapa tidak kita kirim saja mereka para koruptor itu menjadi TKI, yang tugasnya adalah mengkorupsi kekayaan Negara lain, lalu mengirim uang hasil korupsinya ke keluarganya di Negara kita, bukankah itu bisa meningkatkan devisa Negara ?
Mungkin ada yang mengatakan “Wah ini sih.. ide gila, dan memalukan !”, tampaknya memang seperti itu, tetapi bila kita bandingkan dengan mengirim para pembantu rumah tangga menjadi TKI, yang sebentar-sebentar mendapatkan masalah, penganiayaan, pemerkosaan bahkan pembunuhan, seakan akan manusia Indonesia itu tidak ada harganya bagi Negara lain. Akan jauh lebih baik bila kita mengirim para koruptor sebagai TKI, untuk mengkorupsi uang Negara lain. Seandainyapun mereka menemui masalah di luar negri, pemerintah tidak perlu berbuat apa apa untuk menolongnya, toh selama ini banyak para TKI yang bermasalah tidak mendapat bantuan dan kurang perhatian dari pemerintah, (kata para aktivis wanita…!), disamping para koruptor itu sendiri memang harus hilang dari muka bumi Indonesia.
Jika kita mengirim tenaga pembantu rumah tangga sebagai TKI, paling besar dalam satu tahun seorang pembantu rumah tangga hanya bisa mengirimkan uang ke keluarganya didalam negri sekitar 50 sampai 100 juta, tetapi kalau koruptor mungkin bisa mengirim uang ke keluarganya di tanahair, bisa mencapai milyaran rupiah, bahkan trilyunan rupiah setiap tahun, seperti yang selama ini mereka lakukan di negri ini. Dan Bukankah itu merupakan pendapatan bagi devisa Negara ? (wallahu alam,,!)

Tulisan ini juga di Posting di http://isengberhadiah.blogdetik.com

5 comments:

  1. ganyang koruptor

    ReplyDelete
  2. gantung saja koruptor,bikin bangsa ini bangkrut

    ReplyDelete
  3. Kirim ke arab biar dianiaya sama orang arab, sama-sama gilanya

    ReplyDelete
  4. kirimnya ke arab pakein rok

    ReplyDelete